News Update

Hai Movie Lovers!!

Good News nihh...

Sekarang kamu bisa order DVD Ultimate & DVD Regular "Catatan Harian Si Boy" serta DVD Premium & DVD Regular"Demi Ucok" loohhh secara online....

Ga perlu repot nyari di mall atau di tempat lain lagi, kamu bisa langsung pesan online melalui VEI dan pesanan kamu langsung tiba di depan pintu rumah :)

"Catatan Harian Si Boy" Ultimate Edition @Rp. 99.000,-

Bonus: Special Features disc (Behind the Scenes, Director’s Statement, Bloopers, Deleted Scenes, Charity Auction, The Journey, Photo Gallery, Trailers), Booklet & Postcard

"Catatan Harian Si Boy" Regular Edition @Rp. 49.000,-

Bonus: Postcard

"Demi Ucok" DVD Premium @Rp. 79.000,-

Bonus: Special Features (Behind the Scenes, Deleted Scenes, Photo Gallery, Poster Gallery, Video Clips, Trailers), Stickers, Booklet, Postcard

"Demi Ucok" DVD Regular @Rp. 49.000,-

Bonus: Postcard

*harga belum termasuk ongkir

Yang mau order bisa langsung melalui:

fb: facebook.com/VideoEzyIndonesia

twitter: @videoezyind

email: michelle.dharmawan@videoezy.co.id

Ditunggu yaaa pesanan kamu :)

Selasa, 30 April 2013

THE ROOFTOP - Film Bela Diri Terbaru Garapan Jay Chou


Movie Lovers, ada berita terhangat nih dari perfilman Asia.

Buat kamu yang ngefans sama film action Mandarin, kamu wajib tau berita ini!!

Kenal dengan Jay Chou? Pasti dong!


Seperti yang kita tau, Jay Chou memulai karirnya di dunia tarik suara sebagai penyanyi, produser dan juga pencipta lagu. Namun ketertarikannya dalam dunia film telah membuat Jay Chou berhasil menulis, menyutradari, memproduseri dan memerankan tokoh utama di film “Secret” di tahun 2006 silam yang soundtrack nya juga diisi oleh talenta sang composer tersebut.


Selain menyutradarai sebuah film, Jay Chou juga boleh dibilang sukses dalam dunia peran. Mulai dari film dengan aksi kebut-kebutan “Initial D”, film romantic “Secret”, hingga berbagai film aksi laga seperti “Curse of the Golden Flower” bersama Gong Li dan Chow Yun Fat, “Kungfu Dunk” bersama Eric Tsang, “True Legend”, “The Viral Factor” bersama Nicholas Tse, hingga ia berhasil menembus kancah perfilman Hollywood melalui perannya di film “The Green Hornet” bersama Seth Rogen dan Cameron Diaz.


Pria multi talenta ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata, selain kecintaannya terhadap musik dan berbagai alat musik, ia juga ternyata jatuh cinta dengan film-film action. Kini Jay Chou tengah menyelesaikan film barunya yang berjudul “The Rooftop” yang mulai di buat di tahun 2012 silam.  Ini adalah film kedua yang ditulis, disutradarai dan juga diperankan oleh Jay Chou setelah “Secret”.



“The Rooftop” adalah sebuah film dengan perpaduan ilmu bela diri dengan musik dan juga “bromance” antara Jay dengan Alan Ko. Untuk memerankan tokohnya dalam film ini, Jay Chou harus berperan dengan bertelanjang dada. Oleh karena itu, ia mati-matian menjalani training untuk membentuk tubuhnya dan ia berhasil mengurangi berat badan sebanyak 8kg dan kini hanya memiliki lemak tubuh sebanyak 8%.  Ia juga menjalani berbagai latihan untuk membuat tubuhnya menjadi lebih kekar dan berotot.


Bukan hanya menulis dan menyutradarai “The Rooftop”, Jay juga akan mengisi soundtrack film tersebut dengan karya musiknya. Film ini rencananya akan di release pada pertengahan 2013 ini.


Bukan hanya talenta-nya di bidangmusik yang telah diakui oleh seluruh dunia, dedikasinya dalam dunia perfilman laga juga mendapat lampu hijau dari tokoh no.1 untuk aksi laga di dunia, Jackie Chan. Ternyata selama ini Jackie Chan diam-diam ngefans berat sama Jay Chou. Jackie Chan bahkan mengatakan bahwa ia ingin Jay Chou menjadi penggantinya di dunia film bela diri.


Seperti dilaporkan oleh website Groove Asia, Jackie Chan mengatakan kepada pers di Beijing International Film Festival bahwa ia memuji kemampuan Jay Chou dalam menyutradarai film dan ia berharap suatu saat nanti Jay Chou bisa mengalahkan dirinya dalam membuat film-film ilmu bela diri.

Jackie Chan dan Jaycee Chan

Jackie mengatakan. “Semakin aku bertambah tua, aku merasa Siu Fong (Jaycee Chan) mengecewakan-ku dalam perannya di dunia film bela diri. Jadi aku pikiri aku akan menyerahkan dunia film Kungfu ke Jay, bukan ke anak-ku Jaycee”

Jaycee Chan dan Charlene Choi memberikan penghargaan kepada Jay Chou untuk Best Original Song Award di Hong Kong Film Festival tahun 2007 yang lalu.

Sementara itu, ketika ditanya apa yang membuatnya tertarik sebagai sutradara, Jay Chou mengatakan bahwa ia ingin mengatur orang lain. Dan ketika ditanya apakah suatu saat ia akan meminta Jackie Chan untuk berperan dalam salah satu film bela dirinya dan mengatur sang superstar bela diri itu, Jay berkata “Aku sama sekali tidak berani mengatur dia!”



Senin, 29 April 2013

Nicholas Cage jadi Superman !?!?!


Musim panas ini, penggemar komik DC akan dimanjakan dengan kehadiran film “Man of Steel” yang kabarnya bakalan jadi versi terbaik dari seluruh film Superman yang pernah dibuat. Di bawah arahan Zack Snyder, “Man of Steel” konon akan mengikuti jejak “The Dark Knight Trilogy” milik Chris Nolan yang mampu menghapus semua image yang ada di memori penggemar komik Batman tersebut tentang film-film Batman sebelumnya yang tidak begitu sukses.

Man of Steel (2013)

Tapi tahukah kamu di tahun 1998, tokoh Superman hampir saja dihidupkan kembali dan dibawa ke layar lebar oleh Tim Burton, yang pada jamannya juga menyutradarai film “Batman” dan “Batman Returns”? Film  yang diberi judul “Superman Lives” itu tadinya akan melibatkan Nicholas Cage sebagai putra terakhir Krypton dan yang akan menjadi musuhnya ada penjahat klasik Lex Luthor dan Braniac yang akan bersatu melawan Superman.

Poster Superman Lives (1998) yang gagal di produksi

Pra-produksi film “Superman Lives” pada saat itu sudah dimulai loh. Namun menurut Jon Schnepp yang adalah seorang penulis/sutradara/produser film dokumenter “The Death of Superman Lives – What Happened?”, pada saat itu Internet mulai banyak mempengaruhi dunia entertainment dan banyak fans yang tidak setuju dengan pemilihan Tim Burton sebagai sutradara dan Nicholas Cage sebagai Clark Kent. Hal ini lah yang membuat para eksekutif produser kemudian mundur dari proyek “Superman Lives” dan berakibat pada gagalnya produksi film tersebut.

Setelah kegagalan pembuatan film “Superman Lives” tersebut, baru pada tahun 2006 Superman kembali mengisi layar lebar dengan versi Bryan Singer di film “Superman Returns”.

Gambar dibawah ini adalah sebuah gambar yang baru-baru ini ditemukan, dimana Nicholas Cage sedang mengenakan kostum Superman-nya.

Nicholas Cage dan kostum Superman-nya

Kalau dilihat dari fotonya, entah kenapa rasanya Cage memang kurang cocok berperan sebagai Clark Kent. Mulai dari rambutnya, perawakannya hingga wajahnya benar-benar jauh dari kesan Clark Kent. Selain itu, dilihat dari design kostumnya, sepertinya sangat jauh berbeda dari kostum  Superman yang bisa kita lihat di “Man of Steel” ataupun di film “Superman Returns”. Kostum versi “Man of Steel” dan “Superman Returns” lebih streamline, sehingga terlihat lebih natural, lebih nyata dan tidak melebih-lebihkan besarnya otot-otot di tubuh Superman. Namun kostum yang dikenakan oleh Cage diatas sangat kelihatan ‘bohongannya’ terutama untuk tampilan otot-otot di tubuh Superman dan terlihat sedikit ‘kebesaran’ untuk tubuh asli Cage. Kostum ini memang mirip dengan Batsuit yang dikenakan oleh Michael Keaton dalam film “Batman” pada tahun 1989 yang juga disutradarai oleh Tim Burton.

Brandon Routh sebagai Superman dalam "Superman Returns" (2006)

Henry Cavill sebagai Superman dalam "Man of Steel" (2013)

Dari design kostumnya, kita bisa mengira-ngira bahwa “Superman Lives” mungkin akan memiliki ‘warna’ yang mirip dengan film “Batman” karya Tim Burton. Film “Batman” di tahun 1989 itu sendiri sebenarnya kurang mendapat sambutan baik dari para fans, karena pemilihan Michael Keaton yang pada saat itu lebih dikenal masyarakat sebagai pelawak untuk memerankan Bruce Wayne yang sejarah hidupnya penuh dengan kekelaman. Apabila Internet sudah banyak digunakan oleh masyarakat di tahun 1989, mungkin film “Batman” juga terancam gagal diproduksi.

Michael Keaton sebagai Batman dalam "Batman" (1989)
Walaupun gagal berperan sebagai salah satu tokoh komik paling fenomenal, Nicholas Cage akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memerankan tokoh komik di layar lebar yang mengenakan kostum mirip Batman yaitu sebagai Big Daddy dalam film “Kickass” yang cukup mendapat sambutan positif dan dalam film “Ghost Rider” yang cukup banyak mendapat kritik. Belum lama ini, Cage juga berkomentar mengenai gagalnya ia berperan sebagai Superman di film “Superman Lives”. Menurutnya, dengan kombinasi dirinya dan Tim Burton dalam film itu, mereka pasti mampu membuat sesuatu yang sangat special.

Nicholas Cage sebagai Big Daddy dalam "Kickass" (2010)

Nah, bagaimana menurut Movie Lovers? Apakah Nicholas Cage akan mampu menjadi Clark Kent alias Superman yang keren di film “Superman Lives”, seandainya film itu jadi diproduksi? Atau justru Movie Lovers lega karena film “Superman Lives” gagal diproduksi, sehingga para fans Superman tidak harus melihat Nicholas Cage dan Tim Burton mengacaukan image Superman? Ditunggu yaa komentarnya.. J

Sementara itu, yang juga wajib ditunggu adalah “Man of Steel” yang rencananya akan di release pada tanggal 14 Juni 2013.


Jumat, 26 April 2013

10 Fakta Menarik tentang Film Horror

Genre Horror mungkin adalah salah satu genre di dunia dengan film yang paling banyak dibuat sepanjang sejarah perfilman. Mulai dari film horror dari tanah air yang ceritanya kebanyakan tentang Kuntilanak, Pocong dan kawan-kawannya, lalu banyak juga film horror yang asalnya dari Thailand, Jepang dan China. Tapi rasanya film horror yang paling banyak dibuat ya di Hollywood sendiri. Mulai dari yang budget nya sangat-sangat rendah sampai para pemerannya harus mengenakan baju mereka sendiri ketika shooting sampai yang dibuat secara sophisticated menggunakan grafis komputer yang hebat.

Nah, sebagai negara yang koleksi film horrornya lebih banyak dibanding film-film genre lainnya sejak jaman dahulu kala (masih ingat dong dengan Suzanna?), tidak heran kalau sebagian besar orang Indonesia adalah penggemar film Horror.

Lalu bagaimana dengan kamu sendiri? Apakah kamu juga salah satu penggemar film Horror?

Kali ini VEI punya 10 fakta menarik tentang film Horror (buatan Hollywood) yang mungkin belum kamu ketahui. Penasaran? Yuk mari disimak bersama-sama.



1.  Tahukah kamu bahwa film Jaws (1975) adalah film Horror dengan pendapatan paling tinggi (setelah dilakukan penyesuaian akibat adanya inflasi selama berpuluh-puluh tahun ini) sepanjang sejarah perfilman? Jaws mungkin berasal dari jenis horror yang sedikit berbeda karena tidak melibatkan mahluk dari dunia gelap, namun begitu kengerian yang dihadirkan oleh hiu-hiu dalam film Jaws tetap menjadikan Jaws sebagai juaranya. Sementara di posisi terakhir ada film Scream (1996) dengan pendapatan sebesar $178.459.626



2.  Sadarkah kamu bahwa kata-kata: "DEAD", "NIGHT", "BLOOD", "HOUSE", "VAMPIRE" adalah 5 kata yang paling sering digunakan sebagai judul film Horror buatan Hollywood?



3. Sebagai pecinta film pastinya kenal dengan Rotten Tomatoes dong? Nah ternyata King Kong (1933), Aliens (1986), Evil Dead (1986), Repulsion (1986) dan The Bride Of Frankenstein (1935) adalah film horror yang mendapatkan rating tertinggi di Rotten Tomatoes. Wahhh, sepertinya tahun 1986 dunia perfilman diisi dengan banyak film Horror ya. Tapi kira-kira apa yang terjadi dengan film-film horror tahun 1990an hingga kini? Apakah kualitas film horror menurun banyak hingga tidak mendapatkan rating tertinggi di website andalan para pecinta film itu? 



4. Tahukah kamu bahwa banyak orang yang meninggal dunia ketika menonton film horror di bioskop? Alasan kematiannya memang bermacam-macam, tapi salah satunya adalah karena mereka memiliki penyakit jantung dan terkena serangan jantung ketika menonton. Dibawah ini adalah daftar film-film yang telah menyebabkan banyak orang meninggal dunia ketika menonton film tersebut berikut jumlah korban di setiap film. Hmmm... Masih berani kah kamu nonton film-film ini?



5. Faktanya, setiap tahun di Amerika Serikat, jumlah orang yang meninggal akibat serangan jantung ketika menonton film horror lebih banyak ketimbang orang yang meninggal karena terkena serangan jantung pada saat melakukan terjun payung.



6. Kalau kamu fans horror sejati, pasti kamu tau film Halloween dong? Tahukah kamu bahwa salah satu film horror terbaik sepanjang masa itu sebenarnya ada film yang diproduksi dengan budget yang sangat sangat rendah? Saking minimnya budget untuk memproduksi Halloween, para pemeran film itu harus mengenakan pakaian milik mereka pribadi. Dan topeng yang dikenakan oleh Michael Myers sebenarnya adalah topeng Captain Kirk yang telah di cat putih (Mereka bahkan tidak mampu untuk membeli topeng untuk film mereka sendiri)


7. Adegan mandi di film Psycho membutuhkan waktu 1 minggu untuk shooting dan melibatkan 77 sudut kamera yang berbeda hanya untuk durasi 3 menit dalam film tersebut !!



8. Film Horror "Psycho" ternyata diambil dari kisah nyata tentang pembunuh berseri Ed Gein. Ed Gein juga turut menginspirasikan cerita film Deranged, The Texas Chain Saw Massacre dan The Silence of the Lambs.



9. Satu-satunya film Horror yang pernah memenangkan penghargaan Academy Award untuk kategori "Best Picture" yang merupakan kategori terpanas dalam piala Oscar adalah film The Silence of the Lambs.



10. Masih ingat dengan film Child's Play dengan tokoh utama boneka menyeramkan dan sadis bernama Chucky? Nama lengkap Chucky adalah Charles Lee Ray yang diambil dari pembunuh ternama "Charles Manson", "Lee Harvey Oswald" dan "James Earl Ray"



Sekian 10 fakta menarik tentang film horror buatan Hollywood. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu seputar dunia film yaaa... :D 

Kamis, 25 April 2013

WHERE DO WE GO NOW? - karya istimewa asal Lebanon





Sudah pernah nonton film yang asalnya dari negara Lebanon?

Lebanon memang bukan sebuah negara yang banyak memproduksi film dan dikenal oleh dunia Internasional dan Lebanon sendiri bukanlah sebuah negara dimana para insan seni nya diberikan ruang yang cukup untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Namun demikian, komunitas pecinta film di dunia yang gemar menonton film-film asing non Hollywood tentunya tau bahwa ada beberapa film Lebanon yang sedemikian berkualitasnya hingga membuat para sutradara dan aktor Hollywood malu. Salah satunya adalah film “Where Do We Go Now”  atau dalam bahasa aslinya berjudul “W Halla2 La wein” yang di sutradarai oleh seorang sutradara cantik dan handal asal Lebanon, Nadine Labaki, yang sebentar lagi akan release di Video Ezy.



Where Do We Go Now adalah film kedua dari si cantik Nadine Labaki yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan festival film internasional, di antaranya Cannes Film Festival, Stockholm Film Festival, Toronto Film Festival dan Oslo Film Festival. Plot cerita film Where Do We Go Now ini yaitu mengenai keberadaan umat Muslim dan Kristen di Lebanon yang hidup berdampingan di sebuah komunitas, yang terkadang mampu hidup berdampingan dengan damai namun ada kalanya terjadi perselisihan.


Mungkin sebagian dari kita sudah bosan dengan tema serupa, apalagi dalam kehidupan nyata, tema seperti itu merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dimana kita adalah sebuah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, ras dan latar belakang. Namun “Where Do We Go Now” berhasil menghadirkan sisi yang sangat berbeda dari apa yang kita lihat sehari-hari mengenai masalah tersebut.


Berlatar belakang di sebuah desa kecil di Lebanon pada akhir abad ke-20, dimana desa tersebut sangat terpencil bahkan sinyal untuk siaran TV saja sangat jelek dan sulit di dapat. Where Do We Go Now diawali dengan adegan sejumlah anak muda sedang mencari sinyal untuk acara nonton bareng bagi warga desanya. Desa tersebut juga dihuni oleh dua komunitas umat beragama yang hidup saling berdampingan, dimana Gereja dan Masjid letaknya hampir bersebelahan.  Namun karena satu dan lain hal, para pria di desa itu, baik dari umat Islam dan Kristen, mulai berselisih satu sama lain dan menggunakan kekerasan. Hal-hal kecil yang dulunya berlalu begitu saja kini menjadi pemicu pertengkaran antara dua umat beragama tersebut.


Dan disinilah kemudian peran para wanita Lebanon tersebut dapat dilihat. Mereka berjuang bersama-sama untuk membuat desa mereka kembali damai dan rukun seperti sediakala dengan cara ‘menyibukan’ dan ‘menghibur’ para pria di desa mereka untuk mengalihkan pikiran para pria tersebut dari tindak kekerasan. Berbagai usaha mereka lakukan, mulai dari membuat keajaiban palsu hingga dalam keputus asaan mereka menaruh sejenis daun ganja di kue yang dikonsumsi para pria. Walaupun sulit, para wanita ini pantang menyerah dan akan melakukan apapun yang dirasa perlu untuk menjaga ketentraman desa mereka.  Kenyataannya, wanita-wanita tersebut adalah symbol dari para Ibu di seluruh Lebanon dan inilah yang membuat film Where Do We Go Now terasa begitu nyata dan penuh dedikasi.



Nadine Labaki yang juga berperan dalam film tersebut memancarkan kecantikannya luar-dalam dan rasanya sangat tidak mungkin untuk tidak jatuh hati dengan wanita ini. Namun justru bukan akting dan kecantikannya lah yang patut mendapatkan pujian tertinggi. Kehebatannya dalam menyutradarai film ini lah yang patut diacungi 2 jempol. Film Lebanon yang umumnya payah dibuat menjadi begitu brilian oleh Nadine tanpa usaha yang terlalu berlebihan.


Intinya, semua yang ada di film ini benar-benar menampilkan kualitas luar biasa. Mulai dari sang sutradara, para pemeran filmnya yang walaupun tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas namun mampu memberikan performa yang luar biasa yang bisa membuat para aktor dan aktris di Hollywood malu dengan kemampuan mereka. Lalu ada juga departemen music yang mampu mengisi setiap adegan dengan irama yang pas. Dan yang paling penting adalah naskah yang begitu kuat yang mampu membuat setiap penonton tertawa kemudian menangis di menit berikutnya dan kemudian kembali tertawa terbahak-bahak di menit selanjutnya. Emosi penonton rasanya seperti di ping pong oleh Nadine.

Benar-benar sebuah karya seni yang patut diberikan acungan jempol sebanyak-banyaknya. Sebuag masterpiece yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pecinta film di dunia. Nantikan segera kehadirannya di Video Ezy yaaa... :)

Senin, 22 April 2013

DVD Player Cepat Rusak? Ini Tips nya...


Hai Movie Lovers, mimin sering kali mendengar baik para member maupun petugas SA (service attendants) di outlet VE yang mengeluh bahwa DVD player di rumah maupun di toko sering rusak.


Memang sih, jaman sekarang ini DVD player bukanlah termasuk barang mewah lagi, tidak seperti 1 dekade yang lalu. Saat ini kita bisa menemukan banyak sekali DVD player buatan Cina maupun lokal yang harganya sangat terjangkau. Tapi kan tetap saja sayang kalau cepat rusak. Walaupun murah, tetap dibeli dengan uang kan? Dan kita semua tahu jaman sekarang mencari uang itu sangat sulit.

Kalau DVD player anda rusak, jangan langsung serta merta menyalahkan ‘pembuat’ DVD player tersebut. Seringkali mimin mendengar ada orang yang berkomentar “Ngga heran cepet rusak, DVD murahan sih, buatan Cina. Ga ada mereknya”. Eittss.. jangan asal tuduh si pembuat DVD player. Tidak peduli buatan negara mana atau apakah bermerek terkenal atau tidak, terkadang yang menyebabkan DVD player cepat rusak adalah si pengguna DVD player tersebut. Ini pengalaman pribadi mimin loh, DVD player mahal merek terkenal H*rm*n K*rd*n punya mimin dirumah yang harganya jutaan rupiah lebih cepat rusak dibandingkan DVD player murah meriah seharga dua ratus ribuan merek ga jelas di rumah teman.

Koq bisa? Ternyata selidik punya selidik, kesalahan ada di mimin sendiri yang tidak cakap dalam merawat dan menjaga DVD player di rumah.

Hmm… Lalu sebenernya gimana sih cara menjaga DVD player supaya awet dan tidak cepat rusak?

Setelah melakukan research kecil-kecilan, akhirnya sekarang mimin paham gimana caranya supaya DVD player tidak cepat rusak dan sekarang mimin mau share knowledge dengan movie lovers sekalian.

Ternyata, umur rata-rata sebuah DVD player yaitu antara 4-5 tahun, walaupun dalam beberapa kasus ada yang tahan lebih lama dari 5 tahun (tergantung cara pemakaian dan perawatan). Tapi umumnya, tidak peduli DVD player mahal atau murah memiliki usia hanya 5 tahun pemakaian saja.

Nah, buat yang suka numpuk-numpuk barang elektroniknya, termasuk DVD playernya (tujuan awalnya sih biar hemat tempat, maklum rak TV di rumah sempit), hal ini sangat sangat dilarang. DVD player tidak boleh ditumpuk di atas alat elektronik lainnya dan sebaliknya, alat elektronik apapun juga tidak boleh diletakkan di atas DVD player. Dan jangan diletakkan di tempat yang berantakan, terutama dalam rak atau cabinet tertutup. Selain itu, DVD player harus diletakan dalam temperatur ruangan. Jadi jangan terkena suhu yang panas atau dingin. Intinya DVD player anda harus senantiasa adem dengan suhu ruangan.

Lalu kalau anda mau memindahkan DVD player anda ke tempat lain, jangan lupa matikan dulu power on/off nya sebelum mencabut kabel-kabelnya dan pindahkan secara perlahan. Soalnya kalau kena sentakan sedikit saja bisa mempengaruhi komponen interior dari DVD player dan bisa rusak.

Sering kali penyakit yang ada pada DVD player adalah player tidak berfungsi dan tidak mau memutar cakram. Jangan panik dulu, kita bisa mencoba mengobati penyakit ini sebelum berpikir untuk membeli DVD player baru. Kemungkinan besar terdapat debu pada lensa DVD sehingga tidak dapat memutar cakram. Oleh karena itu, gunakanlah peralatan pembersih DVD player pada lensa yang bisa di beli di toko-toko elektronik penjual DVD player atau bahkan toko yang menjual DVD.  Jangan sembarangan menggunakan peralatan pembersih ya, yang ada bukannya betul malah makin rusak DVD playernya. Lalu untuk menjaga agar cakram bebas dari goresan dan debu, kita harus selalu menyimpan cakram tersebut pada kotak/tempatnya.



Nah, kalau sudah dibersihkan tapi masih tetap tidak berfungsi atau tidak bisa memutar cakra, mungkin sudah saatnya anda mempertimbangkan untuk membeli yang baru. Kenapa membeli yang baru, bukan di servis saja? Karena sekarang ini, biaya servis dengan biaya beli DVD player baru hampir sama mahalnya, maka dari itu mungkin ada baiknya untuk membeli player baru saja daripada mengirimnya ke tukang servis karena ada kemungkinan player akan kembali ngadat setelah kembali dari tukang servis.

Jadi intinya:
  1. DVD player tidak boleh diletakkan secara bertumpuk dengan barang elektronik lainnya
  2. DVD player harus diletakkan di suhu ruangan (tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin) dan harus memiliki ventilasi udara yang cukup, terutama ketika sedang digunakan. 
  3. DVD player harus rajin dibersihkan dari kotoran dan debu, terutama pada lensa DVD menggunakan peralatan pembersih khusus.



Demikian tips dari mimin. Semoga tidak ada lagi yang DVD playernya sering ngadat ya. Kalau dulu mimin sering banget numpuk-numpuk alat elektronik, misalnya DVD player mimin tumpuk di atas amplifier. Lalu di taruhnya didalam rak kaca dan tertutup pula, jadi kurang ventilasi. Selain itu, jarang banget dibersihkan DVD playernya sehingga banyak debu menumpuk.

Oh ya, kalau DVD player tidak berfungsi, selain penyebabnya karena lensa DVD playernya yang sudah kotor, ada kemungkinan juga kepingan CD/VCD/DVD yang kotor atau baret. Kalau mau tau gimana cara merawat kepingan CD/VCD/DVD kamu dan bagaimana cara membersihkan kotoran/baretan yang benar dari kepingan CD/VCD/DVD tersebut, pantau terus www.videoezyindonesia.blogspot.com ini yaaa.. :D


Jumat, 19 April 2013

50/50




Diinspirasi dari kisah nyata sang penulis naskah film ini, Will Reiser, 50/50 bercerita tentang Adam Lerner, seorang pemuda berusia 27 tahun yang boleh dikatakan memiliki segalanya mulai dari wajah yang tampan, sahabat-sahabat yang gokil, kekasih yang cantik hingga karir yang mapan. Namun suatu hari, seperti diberi tamparan keras, ia tiba-tiba di diagnose menderita penyakit kanker tulang belakang.



Pada titik ini, sebagai penonton tentunya kita mengira film ini akan menjadi sebuah drama Hollywod yang sedih dengan cerita yang kelam. Karena terus terang saja, apabila hal tersebut terjadi pada kita, tentunya hidup akan terasa kelam dan berat, apalagi setelah mengetahui bahwa kesempatan bertahan hidup bagi seorang penderita kanker tulang belakang hanyalah 50% saja.


Namun tidak demikian dengan film ini. Berkat kepiawaian Reiser sebagai penulis naskah dan Jonathan Levine sebagai sang sutradara, film 50/50 ini mampu dibalut dengan suasana komedi yang kental dan cerdas tanpa mengurangi  momen-momen mengharukan dari sisi drama film ini.


Walau awalnya tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya menderita kanker, Adam secara perlahan mencoba menjalankan hidupnya dari perspektif yang berbeda. Ia memutuskan untuk memanfaatkan sisa waktu yang ia miliki untuk bersenang-senang dan bukan untuk meratapi nasib. Hal tersebut memang tidak mudah, apalagi dengan terguncangnya hubungan Adam dengan sang kekasih Rachael (Bryce Dallas Howard) dan sang Ibu Diane (Anjelica Huston) setelah tahu bahwa dirinya menderita kanker. Namun demikian, ternyata kanker yang dideritanya tidak terus menerus memberinya nasib buruk. Justru melalui penyakit kanker tersebutlah Adam kemudian mulai mengenal berbagai karakter yang mengisi sisa hidupnya dan membuatnya merasa lebih bahagia dan mampu bersyukur atas kehidupannya.


Film 50/50 ini mampu dengan cerdasnya menangkap semua momen penting dari hidup seseorang yang didiagnosa kanker, seolah film ini mengerti setiap persoalan yang dimiliki orang yang menderita kanker. Pada dasarnya, tidak ada yang tahu bagaimana cara menghadapi kanker. Bukan hanya dari sisi pasien, tapi dari sisi orang-orang di sekitar pasien tersebut. Namun film ini mampu menggambarkan secara jujur tentang bagaimana kanker mengubah kehidupan seseorang dan juga orang-orang disekitarnya.



Film ini tidak berusaha untuk menjadi film yang mendramatisir kehidupan, tidak juga berusaha untuk meninggalkan kesan komedi dimana sang pasien kanker bersenang-senang seenaknya hanya karena ajal sudah dekat. Film ini berusaha memberikan pelajaran kepada semua orang, baik penderita kanker ataupun mereka yang hidup dengan seorang penderita kanker bahwa “hidup tidak berhenti untuk kanker”.  Film ini tidak mengedapankan penyakit kanker itu sendiri sebagai semua konflik, namun justru mengetengahkan bagaimana kanker mengubah perilaku seseorang secara dramatis baik si pasien sendiri maupun orang lain dalam hubungan sosial mereka.



Film dan naskah yang begitu kuat ini juga didukung dengan jajaran departemen akting yang memukau. Joseph Gordon-Levitt berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa ia adalah seorang aktor yang mumpuni dan mampu memerankan karakter apapun yang diberikan kepadanya. Begitu pula dengan pemeran lainnya seperti Seth Rogen, Anna Kendrick dan Bryce Dallas Howard mampu memberikan penampilan yang istimewa dalam film ini. Bahkan beberapa nama yang hanya mendapat porsi kecil dalam perannya di film ini seperti Anjelica Huston, Phillip Baker Hall dan Matt Frewer mampu memberikan penampilan yang luar biasa dalam porsi kecilnya tersebut.



Kesimpulannya: 50/50 adalah sebuah film drama komedi cerdas tentang bagaimana kanker mengubah kehidupan banyak orang yang mampu memberikan para penontonnya gelak tawa, tetesan air mata serta pelajaran hidup yang sangat berharga.



Penasaran?? Mimin juga jadi sangat penasaran dengan film ini karena dulu waktu film ini main di bioskop miming ngga sempet nonton. Yuk, kita sama-sama tunggu kehadirannya di outlet VEI. Ga sabar deh rasanya pengen nonton 50/50.


Selasa, 02 April 2013

New Release VEI: My One and Only


Dibintangi oleh: Renee Zellweger, Logan Lerman, Mark Rendall, Kevin Bacon dan Chris Noth


Movie Lovers kenal dengan Geroge Hamilton? Aktor Hollywood kelahiran 1939 ini sempat menjadi gandrungan para wanita seantero dunia ketika ia memerankan tokoh Evel Knievel dalam film dengan judul yang sama di tahun 1971 dan kemudian ia juga ikut mengambil bagian dalam film The Godfather: Part 3bersama Al Pacino, Diane Keaton dan Andy Garcia di tahun 1990.


Familiar dengan wajah George diatas? Minggu ini di VE ada new release yang ceritanya diinspirasi dari kehidupan George Hamilton ketika ia masih kecil. Penasaran?

Berlatar belakang di tahun 1950an, Ann Devereaux (Renee Zellweger) adalah seorang istri yang penuh pesona  kecantikan dari seorang band leader sukses Dan Deveraux (Kevin Bacon). Pernikahan mereka yang terkesan bahagia membuahkan 2 anak laki-laki George (Logan Lerman) dan Robbie (Mark Rendall).


Hingga suatu hari Ann mendapati suaminya sedang berselingkuh dengan wanita lain. Tanpa pikir panjang, Ann langsung berkemas dan membawa serta kedua anak mereka menggunakan mobil Cadillac Coupe de Ville warna biru nya dan tidak pernah melihat kebelakang lagi. Yakin bahwa pesona dan kecantikannya masih sama seperti dulu dan dapat membuat lelaki manapun bertekuk lutut dihadapannya, Ann pun memulai petualangannya bersama kedua anaknya untuk mencari ayah pengganti bagi anak-anaknya.



Namun ternyata mencari lelaki sejati tidak semudah bayangan Ann. Semakin ia mencoba, semakin ia tersadar bahwa laki-laki sejati sudah hampir punah dari muka bumi. Disamping itu, pencariannya yang tak kunjung membuahkan hasil juga membuat kedua anaknya resah. Mereka mulai muak harus terus menerus pindah sekolah dan pindah tempat tinggal dan semakin lama tempat tinggal mereka semakin tidak layak untuk ditinggali.



George dan Robbie mulai merasa kesal dengan tingkah Ibu mereka yang membuat mereka meninggalkan semua yang mereka miliki ketika masih menjadi keluarga utuh dengan ayahnya demi kepentingan pribadi Ibu mereka. Mereka menganggap Ann adalah wanita yang narsis dan bodoh karena meninggalkan ayah mereka demi pria idaman yang tidak kunjung ia temukan.



Namun ditengah-tengah kepanikan akibat hidup mereka yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi tersebut, George yang sifatnya adalah mengamati berhasil melihat sisi positif dari Ibunya. Ia akhirnya bisa menghargai tekad hati yang kuat, martabat serta rasa cinta yang dimiliki Ann.


Lalu apakah akhirnya Ann berhasil menemukan apa yang ia cari selama ini? Dan bagaimanakah kisah kehidupan mereka yang terus menerus berpindah tanpa ada kejelasan?


Dibintangi oleh nama-nama yang tidak asing bagi para pecinta movie, film ini wajib ditonton. VE merasa film ini tidak mendapatkan sorotan yang layak untuk performance para aktornya dalam memerankan karakter masing-masing secara luar biasa, komedi yang tajam dan drama yang menyentuh. Padahal sebenarnya film ini layak mendapatkan lebih banyak sorotan dan penghargaan dibandingkan dengan drama-drama picisan lainnya. Film ini merupakan persimpangan antara cerita road trip, petualangan, komedi romantic, biography, serta lika-liku kehidupan seiring dengan bertambahnya usia seseorang.

My One and Only benar-benar wajib ditonton oleh seluruh anggota keluarga.