News Update

Hai Movie Lovers!!

Good News nihh...

Sekarang kamu bisa order DVD Ultimate & DVD Regular "Catatan Harian Si Boy" serta DVD Premium & DVD Regular"Demi Ucok" loohhh secara online....

Ga perlu repot nyari di mall atau di tempat lain lagi, kamu bisa langsung pesan online melalui VEI dan pesanan kamu langsung tiba di depan pintu rumah :)

"Catatan Harian Si Boy" Ultimate Edition @Rp. 99.000,-

Bonus: Special Features disc (Behind the Scenes, Director’s Statement, Bloopers, Deleted Scenes, Charity Auction, The Journey, Photo Gallery, Trailers), Booklet & Postcard

"Catatan Harian Si Boy" Regular Edition @Rp. 49.000,-

Bonus: Postcard

"Demi Ucok" DVD Premium @Rp. 79.000,-

Bonus: Special Features (Behind the Scenes, Deleted Scenes, Photo Gallery, Poster Gallery, Video Clips, Trailers), Stickers, Booklet, Postcard

"Demi Ucok" DVD Regular @Rp. 49.000,-

Bonus: Postcard

*harga belum termasuk ongkir

Yang mau order bisa langsung melalui:

fb: facebook.com/VideoEzyIndonesia

twitter: @videoezyind

email: michelle.dharmawan@videoezy.co.id

Ditunggu yaaa pesanan kamu :)

Coming Soon

Cek Film yang akan di release disini yah :)




WHERE DO WE GO NOW?



Sudah pernah nonton film yang asalnya dari negara Lebanon?

Lebanon memang bukan sebuah negara yang banyak memproduksi film dan dikenal oleh dunia Internasional dan Lebanon sendiri bukanlah sebuah negara dimana para insan seni nya diberikan ruang yang cukup untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Namun demikian, komunitas pecinta film di dunia yang gemar menonton film-film asing non Hollywood tentunya tau bahwa ada beberapa film Lebanon yang sedemikian berkualitasnya hingga membuat para sutradara dan aktor Hollywood malu. Salah satunya adalah film “Where Do We Go Now”  atau dalam bahasa aslinya berjudul “W Halla2 La wein” yang di sutradarai oleh seorang sutradara cantik dan handal asal Lebanon, Nadine Labaki, yang sebentar lagi akan release di Video Ezy.



Where Do We Go Now adalah film kedua dari si cantik Nadine Labaki yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan festival film internasional, di antaranya Cannes Film Festival, Stockholm Film Festival, Toronto Film Festival dan Oslo Film Festival. Plot cerita film Where Do We Go Now ini yaitu mengenai keberadaan umat Muslim dan Kristen di Lebanon yang hidup berdampingan di sebuah komunitas, yang terkadang mampu hidup berdampingan dengan damai namun ada kalanya terjadi perselisihan.


Mungkin sebagian dari kita sudah bosan dengan tema serupa, apalagi dalam kehidupan nyata, tema seperti itu merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dimana kita adalah sebuah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, ras dan latar belakang. Namun “Where Do We Go Now” berhasil menghadirkan sisi yang sangat berbeda dari apa yang kita lihat sehari-hari mengenai masalah tersebut.


Berlatar belakang di sebuah desa kecil di Lebanon pada akhir abad ke-20, dimana desa tersebut sangat terpencil bahkan sinyal untuk siaran TV saja sangat jelek dan sulit di dapat. Where Do We Go Now diawali dengan adegan sejumlah anak muda sedang mencari sinyal untuk acara nonton bareng bagi warga desanya. Desa tersebut juga dihuni oleh dua komunitas umat beragama yang hidup saling berdampingan, dimana Gereja dan Masjid letaknya hampir bersebelahan.  Namun karena satu dan lain hal, para pria di desa itu, baik dari umat Islam dan Kristen, mulai berselisih satu sama lain dan menggunakan kekerasan. Hal-hal kecil yang dulunya berlalu begitu saja kini menjadi pemicu pertengkaran antara dua umat beragama tersebut.


Dan disinilah kemudian peran para wanita Lebanon tersebut dapat dilihat. Mereka berjuang bersama-sama untuk membuat desa mereka kembali damai dan rukun seperti sediakala dengan cara ‘menyibukan’ dan ‘menghibur’ para pria di desa mereka untuk mengalihkan pikiran para pria tersebut dari tindak kekerasan. Berbagai usaha mereka lakukan, mulai dari membuat keajaiban palsu hingga dalam keputus asaan mereka menaruh sejenis daun ganja di kue yang dikonsumsi para pria. Walaupun sulit, para wanita ini pantang menyerah dan akan melakukan apapun yang dirasa perlu untuk menjaga ketentraman desa mereka.  Kenyataannya, wanita-wanita tersebut adalah symbol dari para Ibu di seluruh Lebanon dan inilah yang membuat film Where Do We Go Now terasa begitu nyata dan penuh dedikasi.



Nadine Labaki yang juga berperan dalam film tersebut memancarkan kecantikannya luar-dalam dan rasanya sangat tidak mungkin untuk tidak jatuh hati dengan wanita ini. Namun justru bukan akting dan kecantikannya lah yang patut mendapatkan pujian tertinggi. Kehebatannya dalam menyutradarai film ini lah yang patut diacungi 2 jempol. Film Lebanon yang umumnya payah dibuat menjadi begitu brilian oleh Nadine tanpa usaha yang terlalu berlebihan.


Intinya, semua yang ada di film ini benar-benar menampilkan kualitas luar biasa. Mulai dari sang sutradara, para pemeran filmnya yang walaupun tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas namun mampu memberikan performa yang luar biasa yang bisa membuat para aktor dan aktris di Hollywood malu dengan kemampuan mereka. Lalu ada juga departemen music yang mampu mengisi setiap adegan dengan irama yang pas. Dan yang paling penting adalah naskah yang begitu kuat yang mampu membuat setiap penonton tertawa kemudian menangis di menit berikutnya dan kemudian kembali tertawa terbahak-bahak di menit selanjutnya. Emosi penonton rasanya seperti di ping pong oleh Nadine.

Benar-benar sebuah karya seni yang patut diberikan acungan jempol sebanyak-banyaknya. Sebuag masterpiece yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pecinta film di dunia. Nantikan segera kehadirannya di Video Ezy yaaa... :)





MOTHER'S DAY



Mother’s Day…. Dua kata tersebut mengingatkan kita pada sebuah hari yang menghangatkan hati kita. Sebuah hari dimana kita memberi penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada sang Ibu yang telah banyak berkorban demi kita.

Namun Mother’s Day yang satu ini sangat jauh dari bayangan kita tentang hari Ibu. Mother’s Day yang satu ini sangat mencekam dan mengerikan. Sedikit kesalahan saja, bisa membuat sang Ibu marah dan berakhir pada kematian dengan cara sadis.

Cerita berawal ketika 3 orang pemuda yang sedang menjadi buronan polisi karena merampok bank kabur kerumah mereka untuk meminta perlindungan dan pertolongan kepada Ibu mereka. Namun siapa sangka, bukannya menemukan Ibu mereka, ketiga pemuda tersebut menemukan sejumlah orang asing yang sedang merayakan pesta ulang tahun di basement rumah Ibu mereka. Ternyata Ibu mereka telah diusir karena rumah tersebut telah disita oleh bank.

Karena wajah ketiga pemuda tersebut telah dikenali polisi dan telah disebar di TV sebagai buronan, maka mereka pun tidak mau tempat persembunyian mereka sampai ketahuan oleh polisi, sehingga mereka pun menyandera pemilik baru rumah Ibu mereka.

Tak lama berselang, sang Ibu pun datang bersama dengan anak perempuannya dan disinilah pertarungan hidup dan mati antara penghuni baru dengan penghuni lama rumah tersebut terjadi. Dan sang Ibu tidak akan setengah-setengah dalam usahanya melindungi anak-anak tercintanya, ia tidak akan tega menyiksa pemilik baru rumahnya hingga mati.

Diarahkan oleh sutradara yang juga menyutradarai film Saw 2, 3 dan 4, tentunya para movie lovers kira-kira sudah tau seperti apa gaya sang sutradara dalam membawakan tema yang sadis mencekam. Ditambah dengan performance Rebecca de Mornay sebagai sosok Ibu yang betul-betul tegas dan sadis, benar-benar membuat film ini super tegang ! So, kalau kamu sedang mencari hiburan yang tegang, mencekam dan mampu memompa adrenalin kamu hanya dengan berdiam diri dirumah, kamu wajib nonton yang satu ini. Jangan sampai kelewatan ya filmnya.. segera hadir di gerai VE terdekat.





BRAVE


Siapa yang tidak kenal dengan salah satu studio animasi ternama di Hollywood yang telah dibeli oleh Disney: PIXAR? Karya-karya animasi yang selama ini dihadirkan oleh Pixar selalu mampu mengundang pujian baik dari segi visual maupun dari segi cerita.

Kali ini, tanpa menggandeng Disney dalam projectnya, PIXAR mengetengahkan sebuah cerita dimana pahlawan utamanya adalah seorang wanita muda, bernama Merida. Merida (Kelly MacDonald) adalah seorang putri kerajaan DunBroch  di Skotlandia pada abad ke 10 yang pada saat itu dipimpin oleh ayahnya sang Raja Fergus (Bill Connoly) dan Ratu Elinor (Emma Thompson). Sejak kecil Merida sudah menunjukkan ketertarikan dengan dunia memanah dan hal ini didukung oleh ayahnya yang sangat “free-spirit”.

Beranjak dewasa sebagai seorang puteri di dalam lingkungan kerajaan yang penuh dengan peraturan membuat Merida merasa sangat terkekang. Ia tak lagi dapat bermain dengan bebas, memanah dan berkuda tanpa harus bersikap layaknya seperti seorang puteri. Ditambah dengan tekanan dari Ibu nya sang Ratu yang berharap Merida kelak bisa menjadi seorang Ratu seperti dirinya yang anggun dan lemah gemulai, Merida merasa Ibunya tidak pernah dapat memahaminya.

Suatu saat, secara tiba-tiba Raja dan Ratu mengumumkan kepada Merida bahwa ia harus segera menikah dan ia harus memilih pasangannya dari 3 orang putra tertua klan-klan lain yang berada dibawah pemerintahan ayahnya. Mendengar hal itu sontak Merida merasa marah kepada Ibunya dan melarikan diri dari kerajaan menuju sebuah hutan. Didalam hutan itu ia bertemu dengan Will-O’Wisp sekumpulan peri-peri kecil berwarna biru yang konon dapat menunjukkan jalan kehidupan bagi orang yang melihatnya. Peri-peri kecil itu pun membawa Merida ke sebuah gubuk tua yang didiami oleh seorang penyihir.

Pertemuannya dengan penyihir membuat Merida berpikir akan sesuatu. Sesuatu yang akan mengubah Ibunya sang Ratu dan berdampak pada perubahan jalan hidup Merida.

Tema yang diusung oleh PIXAR kali ini dalam animasinya memang bukanlah tema baru. Seperti kebanyakan cerita-cerita drama Hollywood lainnya, Brave menceritakan hubungan antara Ibu dan putrinya yang tengah beranjak dewasa. Berbagai masalah emosional tergambar dalam cerita Brave. Namun yang sedikit berbeda dengan kebanyakan film-film Hollywood lainnya adalah kedua karakter yang di gambarkan sering berbeda pendapat itu akhirnya dapat belajar untuk mengerti satu sama lain dan berhasil mengatasi masalah yang selama ini mereka miliki.

Walaupun tema dan jalan cerita Brave sangat sederhana, tidak sekompleks katakanlah Up atau Toy Story, Brave tetap merupakan salah satu jagoan film animasi dari PIXAR. PIXAR mampu menggambarkan emosi dan pesan yang ingin disampaikan dengan sangat baik kepada penonton. Bukan PIXAR namanya kalau penonton tidak menitikan air mata ketika menonton film animasi mereka.  Ditambah dengan visual yang tentunya semua orang sudah tau kualitas animasi PIXAR seperti apa dan didukung dengan jajaran pengisi suara yang jelas mampu menyentuh emosi para penonton, Brave adalah salah satu tontonan yang wajib ditonton bersama seluruh keluarga, khususnya bagi para Ibu dan anak remajanya.

So, rasanya pas banget kalau Brave menjadi salah satu film pilihan special libur Natal dan Tahun Baru di VEI. Buruan mampir ke VEI dan sewa filmnya ya J




FILM PILIHAN SPESIAL LIBUR NATAL 2012 & TAHUN BARU 2013 DI VEI:











SAFE


Well, siapa sih yang ga kenal dengan aktor laga papan atas Hollywood asal Inggris, Jason Statham? Dengan penampilannya yang terkesan jantan dan macho, Statham selalu berhasil membawakan film-film yang penuh dengan adegan aksi kekerasan dengan baik.

Kali ini Statham memerankan peran yang lebih lembut walaupun masih terasa kental unsur violence dan action dalam film Safe ini. Berperan sebagai Luke Wright, seorang mantan anggota pasukan khusus yang dipecat karena konspirasi politik, ia mengadu nasib menjadi seorang petinju martial arts. Namun di suatu pertandingan, ia harus menelan kekalahan telak yang sebenarnya telah di rencanakan oleh para mafia Russia. Tidak hanya kehilangan harta, Luke pun harus kehilangan istrinya yang dibunuh oleh para mafia Russia tersebut dan harus bertahan hidup seorang diri, karena telah diancam oleh mafia Russia tersebut bahwa siapapun yang melakukan hubungan kontak dengan dirinya akan bernasib sama seperti istrinya.

Ditengah-tengah usahanya untuk bertahan hidup, ia kemudian bertemu dengan seorang anak perempuan bernama Mei (Catherine Chan) yang tengah dikejar-kejar oleh para mafia Russia dan juga mafia dari Cina, karena ternyata Mei adalah seorang anak yang jenius yang dalam berhitung yang baru saja diculik dari Cina oleh pimpinan mafia Cina dan sedang diincar oleh kedua pihak mafia tersebut untuk memecahkan sandi rahasia.


Disinilah kemudian drama antara Luke dengan Mei mulai terbentuk. Terjalin ikatan emosi antara Luke dan Mei yang begitu terasa ketika Luke menyadari bahwa Mei berada di dalam situasi serupa dengan dirinya dan bahkan dikejar oleh kelompok Mafia yang sama, hanya saja bedanya Luke adalah seorang pria dewasa yang mampu membela dirinya sendiri, sedangkan Mei adalah seorang anak perempuan yang tidak berdaya dan tidak memiliki siapapun di negara AS. Luke yang awalnya tidak mau menolong Mei karena takut Mei akan bernasib sama dengan istrinya pun akhirnya berusaha sekuat tenaga untuk menolong Mei.


Jalan cerita Safe sendiri sebenarnya sangat sederhana, walaupun diawali dengan cerita yang sedikit kompleks, terutama pada saat pengenalan tokoh Mei yang berasal dari sebuah desa di Cina. Dan seperti biasa, performance Statham dalam film laga sama sekali tidak mengecewakan. Sepertinya Statham memang di-design untuk menjadi aktor laga. So, buat kamu yang doyan nonton film action atau ngefans dengan Jason Statham, film ini cocok sekali untuk dinikmati bersama teman atau keluarga dan semangkuk homemade popcorn




A MONSTER IN PARIS


Mungkin tidak semua orang menyukai film animasi, khususnya mereka yang merasa terlalu dewasa untuk menonton film yang seolah-olah ditujukan hanya untuk anak-anak. Namun sebenarnya, kalau kita lihat dari banyaknya film animasi layar lebar yang mengusung tema kekanak-kanakan atau bahkan mengusung cerita tentang classic fairy tale, sebenarnya justru film animasi lah yang banyak memberikan kesan moral dan terkadang bahkan mampu dapat jauh lebih menyentuh sisi emosional para penonton dibandingkan dengan film lainnya. Dan terkadang, sebagai orang yang sudah dewasa pun, kita membutuhkan pesan-pesan serta hiburan yang terkandung didalam film-film animasi, karena tidak dapat dipungkiri, jiwa kanak-kanak didalam setiap individu pada dasarnya tidak pernah padam. Itulah sebabnya kenapa pria dewasa gemar dengan gadget atau otomotif dan wanita dewasa gemar dengan tas, sepatu dan perhiasan. Karena pada dasarnya barang-barang tersebut adalah “mainan”.



Tidak percaya bahwa anda yang sudah dewasa pun bisa menikmati film-film animasi seperti layaknya ketika kita kecil atau seperti anak/keponakan/sepupu/cucu anda dirumah? Mungkin inilah saatnya anda mulai menyaksikan film-film animasi, dijamin anda akan terhibur, terharu dan teringat akan hal-hal penting dalam hidup yang mungkin telah kita lupakan lantaran hidup yang menjadi terlalu keras ketika kita beranjak dewasa. Untuk itu, VEI menyarankan anda untuk menonton salah satu film animasi “A Monster in Paris” besutan sutradara dan animator asal Perancis Bibo Bergeron yang juga pernah menyutradarai A Road To Eldorado (2000) dan Shark’s Tale (2007) untuk DreamWorks Animation Studio.


Film “A Monster in Paris” yang memiliki judul asli “Un Monstre a Paris” ini sedikit berbeda dengan film-film animasi yang sering kita lihat. Mungkin ini dikarenakan “A Monster in Paris” bukanlah lahiran salah satu studio besar di Hollywood, melainkan merupakan bayi yang lahir dari sebuah studio di Perancis sehingga membuat “A Monster in Paris” ini menjadi lebih sederhana. Namun seperti kata pepatah, less is more, kesedarhanaan “A Monster In Paris” tidak lantas membuat film ini jauh dari kesan mewah dan baik. Justru kesederhanaannya lah yang membuat film ini lebih dapat menonjolkan sisi keindahan dan romantisnya atmosfir kota Paris, deretan lagu yang mengalun dan sangat ear catching serta pesan moral “don’t judge a book by its cover” yang ingin disampaikan.


Berlatar belakang di Paris pada tahun 1910 dimana pada saat itu kota Paris sedang menghadapi masalah banjir akibat meluapnya sungai Seine. Dan ternyata bukan hanya masalah banjir saja yang dihadapi oleh warga Paris. Ada ancaman monster yang mengintai, yang secara tidak sengaja diciptakan oleh dua orang sahabat Emile (Jay Harrington) dan Raoul (Adam Goldberg) yang mencampur dua cairan kimia berbahaya di dalam sebuah laboratorium penelitian yang terbengkalai dan mengubah seekor kutu kecil menjadi raksasa dan berkeliaran di kota Paris.



Tentu saja warga Paris kocar kacir melihat kutu berukuran raksasa tersebut berkeliaran sekeliling kota dan kutu kecil tak berdosa yang berubah menjadi raksasa karena kecelakaan di lab pun mendapat image buruk dari warga Paris. Hal ini menyebabkan Kepala Kepolisian Paris Maynott (Danny Huston) yang sedang berusaha menarik simpati masyarakat berusaha untuk menangkap monster kutu tersebut.


Sementara si monster sendiri, walaupun penampilannya besar dan menyeramkan justru sebenarnya sedih dan ketakutan dengan reaksi para warga dan kepolisian. Ia sebenarnya hanyalah kutu kecil yang tak berdosa dan tidak memiliki niat jahat terhadap siapapun. Seperti layaknya mahluk hidup lainnya, yang ia inginkan adalah perhatian dan kasih sayang. Dan untung saja ia akhirnya mendapatkan hal tersebut dari seorang penyanyi klub yang sukses, Lucille (Vanessa Paradis). Lucille, tidak seperti kebanyakan orang lainnya, mampu mengesampingkan bentuk fisik sang monster yang menyeramkan dan menyadari bahwa sang kutu raksasa yang kemudian ia beri nama Francceur sebenarnya hanyalah seekor kutu baik yang tidak bersalah dan hanya menginginkan kasih sayang. Disinilah tema “don’t judge a book by its cover” yang diusung oleh film ini terlihat sangat kental dan meyakinkan.
Walaupun cerita dan pesan yang dibawakan oleh film ini sangat sederhana, namun sang sutradara dan penulis naskah, Bibo Bergeron dan Stephane Kazandjian mampu mengolah dan mengeksplor kesederhanaan cerita ini menjadi begitu menarik. Ditambah dengan jajaran pengisi suara yang patut diacungi jempol karena penonton dapat benar-benar merasakan chemistry yang tercipta diantara para karakter dan deretan lagu-lagu yang indah dan catchy yang kemungkinan besar bisa dinominasikan untuk piala Oscar berikutnya serta teknis animasi dan CGI yang benar-benar menggambarkan suasana romantis kota Paris. “A Monster in Paris” adalah sebuah film yang wajib ditonton oleh seluruh anggota Keluarga.






HOWLING (Film Bioskop Korea)


Haiii Korean Lovers…!! Karena banyaknya permintaan film Korea dari para pecinta film, kali ini Video Ezy Indonesia menghadirkan film drama aksi Korea berjudul Howling.

Film berdurasi 114 menit yang dibintangi oleh Lee Na Young dan Song Kang Ho ini berhasil mencapai prestasi yang luar biasa pada saat ia di release di Korea Selatan, yaitu berhasil menarik 1 juta penonton dalam waktu singkat.

Howling bercerita tentang sepasang partner polisi yang melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan. Film Howling ini sebenarnya diangkat dari novel Jepang yang berhasill memenangkan penghargaan Naoki dengan judul ‘Kogoeru Kiba’ (The Hunter) yang dikarang oleh Asa Naomi dan terbit pada tahun 1996.

Cerita dimulai dengan ditemukannya mayat seorang pria dengan bekas gigitan disekujur tubuhnya. Cha Eun Yeung (Lee Na Young), seorang polisi wanita yang belum lama menjadi polisi sangat penasaran dengan kasus ini dan ia pun memulai penyelidikannya. Namun sayang, partnernya, Sang Gil (Song Kang Ho), seorang polisi senior menolak membantu Eun Yeung dalam penyelidikannya. Hal ini dikarenakan Sang Gil sedang kecewa karena gagal mendapatkan promosi setelah sekian lama mengabdi sebagai polisi. Ia hanya ingin mengerjakan kasus-kasus yang menurutnya akan membuat ia mendapatkan kenaikan jabatan dan ia merasa kasus yang sedang ditangani oleh partnernya Eun Yeung adalah kasus sepele dan tidak akan memberikan dia promosi.



Namun ternyata kasus tersebut bukanlah kasus sepele pembunuhan oleh binatang buas. Kasus ini melibatkan kejahatan anak dan balas dendam. Setelah mengetahui hal ini, akhirnya Sang Gil pun setuju untuk membantu Eun Yeung. Berdua mereka perlahan-lahan mulai menemukan bukti dan semakin dekat menuju kebenaran.


Namun ketika mereka hampir berhasil menguak kasus tersebut, muncul seorang pria misterius yang membawa anjing serigala. Ia mengaku bahwa ia melawan kejahatan dengan serigalanya tersebut. Setelah beberapa saat penyelidikan mereka teralihkan, akhirnya mereka mengetahui bahwa pria misterius dengan serigala tersebut adalah kunci utama dari kasus ini. 
 

Oh ya, nantikan juga ya film drama Korea berjudul “Baby & Me” segera di Video Ezy Indonesia.
 



PROWL
Film New Release Video Ezy kali ini cocok banget untuk kamu para pecinta film horror, vampire dan zombie.

Prowl bercerita tentang seorang wanita muda yang tinggal di daerah kota kecil dan bercita-cita ingin pindah ke sebuah apartemen di kota besar di Chicago, seperti layaknya anak muda di kotanya pada umumnya.
Ia pun membujuk teman-temannya untuk menemaninya pergi ke Chicago dalam rangka mencari apartemen untuk dirinya.

Awalnya perjalanan mereka sangat menyenangkan. Hingga pada satu titik kendaraan yang mereka kendarai mogok dan mereka berada di tempat terpencil dimana tidak ada bengkel atau orang lain yang bisa mereka mintai tolong. Ditengah-tengah keputus-asaanya, tiba-tiba sebuah truk melintasi jalur dimana mereka mogok. Amber pun meminta tumpangan pada supir truk tersebut dan mereka pun melanjutkan perjalanan didalam truk tersebut.

Namun kejanggalan mulai terjadi. Mereka menyadari truk tersebut keluar dari jalur yang seharusnya mereka tempuh untuk pergi ke Chicago dan ketika mereka mulai khawatir, Amber dan teman-temannya menemukan bahwa kardus-kardus yang diangkut tersebut berisikan darah. Mereka pun berteriak kepada supir truk supaya dapat berhenti dan mereka bisa turun, namun diacuhkan oleh supir truk tersebut. 

Ketika akhirnya truk tersebut berhenti, Amber dan teman-temannya harus berhadapan dengan mahluk-mahluk yang tidak diketahui asal usulnya dan mengincar darah segar mereka.

Sanggupkah Amber dan teman-temannya keluar dari lokasi antah berantah dan dari kejaran mahluk-mahluk yang menyerupai zombie dan vampir tersebut dengan selamat? 

trailer film Prowl

Makin penasaran dengan filmnya setelah menonton trailernya? Buruan mampir ke gerai VEI terdekat dan sewa filmnya ! :)





Fertile Ground

Film "Fertile Ground" ini menceritakan tentang sepasang suami istri, Nate & Emily, yang saling mencintai dan memiliki kehidupan yang mapan dan bahagia. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang apik di kota besar dan Emily sedang mengandung anak pertama mereka. Dunia mereka tampak sempurna.

Hingga suatu hari tanpa diduga Emily mengalami keguguran kandungan dan dokter memvonis bahwa ia tidak akan bisa mengandung lagi. Nate dan Emily sangat kecewa dan mereka pun memutuskan untuk mengganti suasana dalam kehidupan mereka. Dari apartemen yang indah di kota besar, mereka pindah ke sebuah rumah tua berusia 150 tahun peninggalan kakek moyang Nate di daerah pedesaan dengan alamnya yang masih natural dan indah, tidak seperti di kota besar. Nate dan Emily merasa inilah tempat yang cocok bagi mereka untuk membenahi hidup mereka setelah keguguran dan vonis dari dokter.

Namun setelah mereka menetap di rumah tua tersebut berbagai kejanggalan terus terjadi. Emily menemukan berbagai bukti dan barang peninggalan kakek moyang Nate yang menunjukkan bahwa kakek moyangnya adalah seorang pembunuh maniak dan bahkan diduga membunuh nenek moyang Nate.
Emily pun mulai melihat proyeksi astral dari kakek moyang Nate dan mulai berpikir bahwa darah pembunuh kakek moyang Nate bisa saja menurun ke suaminya. 

Apakah rumah itu masih dihuni oleh proyeksi astral kakek moyang Nate yang marah karena kehadiran penghuni baru ataukah Emily mulai kehilangan akal sehatnya semenjak depresi akibat keguguran dan vonis dokter?

Yang penasaran dengan filmnya, silahkan klik disini untuk menyaksikan trailernya.

Makin penasaran dengan cerita dan endingnya? Nantikan film originalnya di gerai Video Ezy terdekat.





Broken Hearts
Pemain: Julie Estelle, Reza Rahardian, Darius Sinatrya, Meriam Bellina, Melly Goslow, Axel Andaviar.
Olivia yang diperankan oleh Julie Estelle merasa hidupnya hampa setelah kekasihnya, Jamie yang diperankan oleh Reza Rahadian menghilang setelah perkenalan yang romantis nan singkat itu tidak meragukan mereka untuk memutuskan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Bagi Olivia, Jamie adalah cinta pertama dan terakhirnya. Olivia pun menghabiskan waktu mencari informasi tentang Jamie ketika Jamie menghilang.

Ternyata Jamie mengidap penyakit anoreksia nervosa yang membuat kondisi tubuhnya menurun secara drastis. Namun Jamie tetap mempertahankan hubungannya dengan Olivia, dan dalam waktu 3 bulan Jamie merasa tubuhnya makin memburuk lalu ia menghilang tanpa kabar. Kehilangan Jamie membuat Olivia merasa dikhianati dn ditinggalkan. Ternyata sebenarnya Jamie pun menyusun rencana untuk tetap membahagiakan Olivia

Baca selanjutnya disini



The Son of No One
CAST & CREW
Sutradara : Dito Montiel

Produser : Dito Montiel, Holly Wiersma, John Thompson, Avi Lerner

Penulis Naskah : Dito Montiel

Pemain : 


Film yang mengangkat kisah persahabatan antara Jonathan White (Channing Tatum) dan Vinnie (Tracy

Morgan) yang harus menghadapi konsekwens dari kasus pembunuhan yang melibatkan mereka dan berhasil kabur 16 tahun sebelumnya. Kini Jonathan alias Milk sudah sukses sebagai polisi dan menjalani kehidupannya yang bahagia bersama istri (Katie Holmes) dan seorang anaknya. Sementara itu, Vinnie justru memiliki kehidupan yang berkebalikan dengan Konathan. Ketika Jonathan ditugaskan ke tempat tinggalnya waktu kecil, masa kelamnya terancam terkuak dan bisa membuat nya kehilangan karir serta kehidupannya yang bahagia bersama keluarganya


The Husk

Ringkasan Cerita FILM HUSK (2011) :
Scott, Chris, Johnny, Brian and his girlfriend Natalie are traveling together to spend a couple of days together nearby a lake. In a remote road in the limits of a cornfield, Scott hits a crow with his truck and their car breaks down. Johnny crosses the cornfield to seek help in an old farmhouse and vanishes. Brian and Chris cross the cornfield together heading to the house. Meanwhile, Natalie is dragged by something and Scott unsuccessfully tries to help her. Soon, the three friends find that they are stranded and a supernatural force is holding them in the farmhouse



    The Hunger Games (Hanya tersedia di store2 tertentu)
Film yang diadaptasi dari novel karya Suzanne Collinse ini menceritakan tentang reality show yang harus diikuti oleh anak laki-laki dan perempuan berusia 12 hingga 18 tahun. 
Prinsip dari permainan ini adalah membunuh atau dibunuh. Saat pemilihan wakil The Hungger Games ke-74 yang diadakan saat itu, adik Katniss, Primrose Everdeen yang diperankan oleh Willow Shields terpilih menjadi wakilnya. Katnis Everdeen sebagai kakaknya tidak ingin adiknya mati, ia sangat menyayangi adiknya itu. Lalu Katnis menjadi sukarelawan untuk menggantikan adiknya menjadi wakil reality show itu

Anak laki-laki yang terpilih saat itu mewakili Distrik 12 adalah Peeta Mellark (Josh Hutcherson), seorang anak tukang roti yang dulu pernah melemparkan roti kepada Katniss ketika ia sekarat.

Film ini tidak hanya menampilkan aksi yang menegangkan tapi juga ada menceritakan kisah cinta segitiga antara Katniss, Peeta dan Gale Hawthorne (Liam Hemswroth), sahabat Katniss.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar