Sudah pernah nonton film yang asalnya dari negara Lebanon?
Lebanon memang bukan sebuah negara yang banyak memproduksi film dan dikenal oleh dunia Internasional dan Lebanon sendiri bukanlah sebuah negara dimana para insan seni nya diberikan ruang yang cukup untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Namun demikian, komunitas pecinta film di dunia yang gemar menonton film-film asing non Hollywood tentunya tau bahwa ada beberapa film Lebanon yang sedemikian berkualitasnya hingga membuat para sutradara dan aktor Hollywood malu. Salah satunya adalah film “Where Do We Go Now” atau dalam bahasa aslinya berjudul “W Halla2 La wein” yang di sutradarai oleh seorang sutradara cantik dan handal asal Lebanon, Nadine Labaki, yang sebentar lagi akan release di Video Ezy.
Where Do We Go Now adalah film kedua dari si cantik Nadine Labaki yang berhasil memenangkan berbagai penghargaan festival film internasional, di antaranya Cannes Film Festival, Stockholm Film Festival, Toronto Film Festival dan Oslo Film Festival. Plot cerita film Where Do We Go Now ini yaitu mengenai keberadaan umat Muslim dan Kristen di Lebanon yang hidup berdampingan di sebuah komunitas, yang terkadang mampu hidup berdampingan dengan damai namun ada kalanya terjadi perselisihan.
Mungkin sebagian dari kita sudah bosan dengan tema serupa, apalagi dalam kehidupan nyata, tema seperti itu merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dimana kita adalah sebuah bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, ras dan latar belakang. Namun “Where Do We Go Now” berhasil menghadirkan sisi yang sangat berbeda dari apa yang kita lihat sehari-hari mengenai masalah tersebut.
Berlatar belakang di sebuah desa kecil di Lebanon pada akhir abad ke-20, dimana desa tersebut sangat terpencil bahkan sinyal untuk siaran TV saja sangat jelek dan sulit di dapat. Where Do We Go Now diawali dengan adegan sejumlah anak muda sedang mencari sinyal untuk acara nonton bareng bagi warga desanya. Desa tersebut juga dihuni oleh dua komunitas umat beragama yang hidup saling berdampingan, dimana Gereja dan Masjid letaknya hampir bersebelahan. Namun karena satu dan lain hal, para pria di desa itu, baik dari umat Islam dan Kristen, mulai berselisih satu sama lain dan menggunakan kekerasan. Hal-hal kecil yang dulunya berlalu begitu saja kini menjadi pemicu pertengkaran antara dua umat beragama tersebut.
Dan disinilah kemudian peran para wanita Lebanon tersebut dapat dilihat. Mereka berjuang bersama-sama untuk membuat desa mereka kembali damai dan rukun seperti sediakala dengan cara ‘menyibukan’ dan ‘menghibur’ para pria di desa mereka untuk mengalihkan pikiran para pria tersebut dari tindak kekerasan. Berbagai usaha mereka lakukan, mulai dari membuat keajaiban palsu hingga dalam keputus asaan mereka menaruh sejenis daun ganja di kue yang dikonsumsi para pria. Walaupun sulit, para wanita ini pantang menyerah dan akan melakukan apapun yang dirasa perlu untuk menjaga ketentraman desa mereka. Kenyataannya, wanita-wanita tersebut adalah symbol dari para Ibu di seluruh Lebanon dan inilah yang membuat film Where Do We Go Now terasa begitu nyata dan penuh dedikasi.
Nadine Labaki yang juga berperan dalam film tersebut memancarkan kecantikannya luar-dalam dan rasanya sangat tidak mungkin untuk tidak jatuh hati dengan wanita ini. Namun justru bukan akting dan kecantikannya lah yang patut mendapatkan pujian tertinggi. Kehebatannya dalam menyutradarai film ini lah yang patut diacungi 2 jempol. Film Lebanon yang umumnya payah dibuat menjadi begitu brilian oleh Nadine tanpa usaha yang terlalu berlebihan.
Intinya, semua yang ada di film ini benar-benar menampilkan kualitas luar biasa. Mulai dari sang sutradara, para pemeran filmnya yang walaupun tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas namun mampu memberikan performa yang luar biasa yang bisa membuat para aktor dan aktris di Hollywood malu dengan kemampuan mereka. Lalu ada juga departemen music yang mampu mengisi setiap adegan dengan irama yang pas. Dan yang paling penting adalah naskah yang begitu kuat yang mampu membuat setiap penonton tertawa kemudian menangis di menit berikutnya dan kemudian kembali tertawa terbahak-bahak di menit selanjutnya. Emosi penonton rasanya seperti di ping pong oleh Nadine.
Benar-benar sebuah karya seni yang patut diberikan acungan jempol sebanyak-banyaknya. Sebuag masterpiece yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pecinta film di dunia. Nantikan segera kehadirannya di Video Ezy yaaa... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar