Cek Film yang akan di release disini yah :)
WHERE DO WE GO NOW?
Sudah pernah nonton film yang
asalnya dari negara Lebanon?
Lebanon memang bukan sebuah
negara yang banyak memproduksi film dan dikenal oleh dunia Internasional dan
Lebanon sendiri bukanlah sebuah negara dimana para insan seni nya diberikan
ruang yang cukup untuk mengekspresikan karya-karya mereka. Namun demikian,
komunitas pecinta film di dunia yang gemar menonton film-film asing non
Hollywood tentunya tau bahwa ada beberapa film Lebanon yang sedemikian
berkualitasnya hingga membuat para sutradara dan aktor Hollywood malu. Salah
satunya adalah film “Where Do We Go Now” atau dalam bahasa aslinya berjudul “W Halla2 La wein” yang di sutradarai oleh seorang
sutradara cantik dan handal asal Lebanon, Nadine Labaki, yang sebentar lagi
akan release di Video Ezy.
Where Do We Go Now adalah film
kedua dari si cantik Nadine Labaki yang berhasil memenangkan berbagai
penghargaan festival film internasional, di antaranya Cannes Film Festival,
Stockholm Film Festival, Toronto Film Festival dan Oslo Film Festival. Plot cerita
film Where Do We Go Now ini yaitu mengenai keberadaan umat Muslim dan Kristen
di Lebanon yang hidup berdampingan di sebuah komunitas, yang terkadang mampu
hidup berdampingan dengan damai namun ada kalanya terjadi perselisihan.
Mungkin sebagian dari kita sudah
bosan dengan tema serupa, apalagi dalam kehidupan nyata, tema seperti itu
merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dimana kita adalah sebuah
bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, agama, ras dan latar belakang.
Namun “Where Do We Go Now” berhasil menghadirkan sisi yang sangat berbeda dari
apa yang kita lihat sehari-hari mengenai masalah tersebut.
Berlatar belakang di sebuah desa
kecil di Lebanon pada akhir abad ke-20, dimana desa tersebut sangat terpencil
bahkan sinyal untuk siaran TV saja sangat jelek dan sulit di dapat. Where Do We
Go Now diawali dengan adegan sejumlah anak muda sedang mencari sinyal untuk
acara nonton bareng bagi warga desanya. Desa tersebut juga dihuni oleh dua
komunitas umat beragama yang hidup saling berdampingan, dimana Gereja dan
Masjid letaknya hampir bersebelahan.
Namun karena satu dan lain hal, para pria di desa itu, baik dari umat
Islam dan Kristen, mulai berselisih satu sama lain dan menggunakan kekerasan.
Hal-hal kecil yang dulunya berlalu begitu saja kini menjadi pemicu pertengkaran
antara dua umat beragama tersebut.
Dan disinilah kemudian peran para
wanita Lebanon tersebut dapat dilihat. Mereka berjuang bersama-sama untuk
membuat desa mereka kembali damai dan rukun seperti sediakala dengan cara
‘menyibukan’ dan ‘menghibur’ para pria di desa mereka untuk mengalihkan pikiran
para pria tersebut dari tindak kekerasan. Berbagai usaha mereka lakukan, mulai
dari membuat keajaiban palsu hingga dalam keputus asaan mereka menaruh sejenis
daun ganja di kue yang dikonsumsi para pria. Walaupun sulit, para wanita ini
pantang menyerah dan akan melakukan apapun yang dirasa perlu untuk menjaga
ketentraman desa mereka. Kenyataannya,
wanita-wanita tersebut adalah symbol dari para Ibu di seluruh Lebanon dan
inilah yang membuat film Where Do We Go Now terasa begitu nyata dan penuh
dedikasi.
Nadine Labaki yang juga berperan
dalam film tersebut memancarkan kecantikannya luar-dalam dan rasanya sangat
tidak mungkin untuk tidak jatuh hati dengan wanita ini. Namun justru bukan akting
dan kecantikannya lah yang patut mendapatkan pujian tertinggi. Kehebatannya
dalam menyutradarai film ini lah yang patut diacungi 2 jempol. Film Lebanon
yang umumnya payah dibuat menjadi begitu brilian oleh Nadine tanpa usaha yang
terlalu berlebihan.
Intinya, semua yang ada di film
ini benar-benar menampilkan kualitas luar biasa. Mulai dari sang sutradara,
para pemeran filmnya yang walaupun tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas
namun mampu memberikan performa yang luar biasa yang bisa membuat para aktor
dan aktris di Hollywood malu dengan kemampuan mereka. Lalu ada juga departemen music
yang mampu mengisi setiap adegan dengan irama yang pas. Dan yang paling penting
adalah naskah yang begitu kuat yang mampu membuat setiap penonton tertawa
kemudian menangis di menit berikutnya dan kemudian kembali tertawa
terbahak-bahak di menit selanjutnya. Emosi penonton rasanya seperti di ping
pong oleh Nadine.
Benar-benar sebuah karya seni yang patut diberikan acungan jempol sebanyak-banyaknya. Sebuag masterpiece yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap pecinta film di dunia. Nantikan segera kehadirannya di Video Ezy yaaa... :)
MOTHER'S DAY
Mother’s Day…. Dua kata tersebut mengingatkan kita pada sebuah hari yang menghangatkan hati kita. Sebuah hari dimana kita memberi penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada sang Ibu yang telah banyak berkorban demi kita.
Namun Mother’s Day yang satu ini sangat jauh dari bayangan kita tentang hari Ibu. Mother’s Day yang satu ini sangat mencekam dan mengerikan. Sedikit kesalahan saja, bisa membuat sang Ibu marah dan berakhir pada kematian dengan cara sadis.
Cerita berawal ketika 3 orang pemuda yang sedang menjadi buronan polisi karena merampok bank kabur kerumah mereka untuk meminta perlindungan dan pertolongan kepada Ibu mereka. Namun siapa sangka, bukannya menemukan Ibu mereka, ketiga pemuda tersebut menemukan sejumlah orang asing yang sedang merayakan pesta ulang tahun di basement rumah Ibu mereka. Ternyata Ibu mereka telah diusir karena rumah tersebut telah disita oleh bank.
Karena wajah ketiga pemuda tersebut telah dikenali polisi dan telah disebar di TV sebagai buronan, maka mereka pun tidak mau tempat persembunyian mereka sampai ketahuan oleh polisi, sehingga mereka pun menyandera pemilik baru rumah Ibu mereka.
Tak lama berselang, sang Ibu pun datang bersama dengan anak perempuannya dan disinilah pertarungan hidup dan mati antara penghuni baru dengan penghuni lama rumah tersebut terjadi. Dan sang Ibu tidak akan setengah-setengah dalam usahanya melindungi anak-anak tercintanya, ia tidak akan tega menyiksa pemilik baru rumahnya hingga mati.
Diarahkan oleh sutradara yang juga menyutradarai film Saw 2, 3 dan 4, tentunya para movie lovers kira-kira sudah tau seperti apa gaya sang sutradara dalam membawakan tema yang sadis mencekam. Ditambah dengan performance Rebecca de Mornay sebagai sosok Ibu yang betul-betul tegas dan sadis, benar-benar membuat film ini super tegang ! So, kalau kamu sedang mencari hiburan yang tegang, mencekam dan mampu memompa adrenalin kamu hanya dengan berdiam diri dirumah, kamu wajib nonton yang satu ini. Jangan sampai kelewatan ya filmnya.. segera hadir di gerai VE terdekat.
BRAVE
Siapa yang tidak kenal dengan salah satu studio animasi
ternama di Hollywood yang telah dibeli oleh Disney: PIXAR? Karya-karya animasi
yang selama ini dihadirkan oleh Pixar selalu mampu mengundang pujian baik dari
segi visual maupun dari segi cerita.
Kali ini, tanpa menggandeng Disney dalam projectnya, PIXAR
mengetengahkan sebuah cerita dimana pahlawan utamanya adalah seorang wanita
muda, bernama Merida. Merida (Kelly MacDonald) adalah seorang putri kerajaan
DunBroch di Skotlandia pada abad ke 10
yang pada saat itu dipimpin oleh ayahnya sang Raja Fergus (Bill Connoly) dan
Ratu Elinor (Emma Thompson). Sejak kecil Merida sudah menunjukkan ketertarikan
dengan dunia memanah dan hal ini didukung oleh ayahnya yang sangat
“free-spirit”.
Beranjak dewasa sebagai seorang puteri di dalam lingkungan
kerajaan yang penuh dengan peraturan membuat Merida merasa sangat terkekang. Ia
tak lagi dapat bermain dengan bebas, memanah dan berkuda tanpa harus bersikap
layaknya seperti seorang puteri. Ditambah dengan tekanan dari Ibu nya sang Ratu
yang berharap Merida kelak bisa menjadi seorang Ratu seperti dirinya yang
anggun dan lemah gemulai, Merida merasa Ibunya tidak pernah dapat memahaminya.
Suatu saat, secara tiba-tiba Raja dan Ratu mengumumkan
kepada Merida bahwa ia harus segera menikah dan ia harus memilih pasangannya
dari 3 orang putra tertua klan-klan lain yang berada dibawah pemerintahan
ayahnya. Mendengar hal itu sontak Merida merasa marah kepada Ibunya dan
melarikan diri dari kerajaan menuju sebuah hutan. Didalam hutan itu ia bertemu
dengan Will-O’Wisp sekumpulan peri-peri kecil berwarna biru yang konon dapat
menunjukkan jalan kehidupan bagi orang yang melihatnya. Peri-peri kecil itu pun
membawa Merida ke sebuah gubuk tua yang didiami oleh seorang penyihir.
Pertemuannya dengan penyihir membuat Merida berpikir akan
sesuatu. Sesuatu yang akan mengubah Ibunya sang Ratu dan berdampak pada
perubahan jalan hidup Merida.
Tema yang diusung oleh PIXAR kali ini dalam animasinya
memang bukanlah tema baru. Seperti kebanyakan cerita-cerita drama Hollywood
lainnya, Brave menceritakan hubungan antara Ibu dan putrinya yang tengah
beranjak dewasa. Berbagai masalah emosional tergambar dalam cerita Brave. Namun
yang sedikit berbeda dengan kebanyakan film-film Hollywood lainnya adalah kedua
karakter yang di gambarkan sering berbeda pendapat itu akhirnya dapat belajar
untuk mengerti satu sama lain dan berhasil mengatasi masalah yang selama ini
mereka miliki.
Walaupun tema dan jalan cerita Brave sangat sederhana, tidak
sekompleks katakanlah Up atau Toy Story, Brave tetap merupakan salah satu
jagoan film animasi dari PIXAR. PIXAR mampu menggambarkan emosi dan pesan yang
ingin disampaikan dengan sangat baik kepada penonton. Bukan PIXAR namanya kalau
penonton tidak menitikan air mata ketika menonton film animasi mereka. Ditambah dengan visual yang tentunya semua
orang sudah tau kualitas animasi PIXAR seperti apa dan didukung dengan jajaran
pengisi suara yang jelas mampu menyentuh emosi para penonton, Brave adalah
salah satu tontonan yang wajib ditonton bersama seluruh keluarga, khususnya
bagi para Ibu dan anak remajanya.
So, rasanya pas banget kalau Brave menjadi salah satu film
pilihan special libur Natal dan Tahun Baru di VEI. Buruan mampir ke VEI dan
sewa filmnya ya J
FILM PILIHAN SPESIAL LIBUR NATAL 2012 & TAHUN BARU 2013 DI VEI:
SAFE
Well, siapa sih yang ga kenal dengan aktor laga papan atas
Hollywood asal Inggris, Jason Statham? Dengan penampilannya yang terkesan
jantan dan macho, Statham selalu berhasil membawakan film-film yang penuh
dengan adegan aksi kekerasan dengan baik.
Kali ini Statham memerankan peran yang lebih lembut walaupun
masih terasa kental unsur violence dan action dalam film Safe ini. Berperan
sebagai Luke Wright, seorang mantan anggota pasukan khusus yang dipecat karena
konspirasi politik, ia mengadu nasib menjadi seorang petinju martial arts.
Namun di suatu pertandingan, ia harus menelan kekalahan telak yang sebenarnya
telah di rencanakan oleh para mafia Russia. Tidak hanya kehilangan harta, Luke
pun harus kehilangan istrinya yang dibunuh oleh para mafia Russia tersebut dan
harus bertahan hidup seorang diri, karena telah diancam oleh mafia Russia
tersebut bahwa siapapun yang melakukan hubungan kontak dengan dirinya akan
bernasib sama seperti istrinya.
Ditengah-tengah usahanya untuk bertahan hidup, ia kemudian bertemu
dengan seorang anak perempuan bernama Mei (Catherine Chan) yang tengah
dikejar-kejar oleh para mafia Russia dan juga mafia dari Cina, karena ternyata
Mei adalah seorang anak yang jenius yang dalam berhitung yang baru saja
diculik dari Cina oleh pimpinan mafia Cina dan sedang diincar oleh kedua pihak
mafia tersebut untuk memecahkan sandi rahasia.
Disinilah kemudian drama antara Luke dengan Mei mulai
terbentuk. Terjalin ikatan emosi antara Luke dan Mei yang begitu terasa ketika
Luke menyadari bahwa Mei berada di dalam situasi serupa dengan dirinya dan
bahkan dikejar oleh kelompok Mafia yang sama, hanya saja bedanya Luke adalah
seorang pria dewasa yang mampu membela dirinya sendiri, sedangkan Mei adalah
seorang anak perempuan yang tidak berdaya dan tidak memiliki siapapun di negara
AS. Luke yang awalnya tidak mau menolong Mei karena takut Mei akan bernasib
sama dengan istrinya pun akhirnya berusaha sekuat tenaga untuk menolong Mei.
Jalan cerita Safe sendiri sebenarnya sangat sederhana,
walaupun diawali dengan cerita yang sedikit kompleks, terutama pada saat
pengenalan tokoh Mei yang berasal dari sebuah desa di Cina. Dan seperti biasa,
performance Statham dalam film laga sama sekali tidak mengecewakan. Sepertinya
Statham memang di-design untuk menjadi aktor laga. So, buat kamu yang doyan
nonton film action atau ngefans dengan Jason Statham, film ini cocok sekali
untuk dinikmati bersama teman atau keluarga dan semangkuk homemade popcorn
A MONSTER IN PARIS
Mungkin tidak semua orang menyukai film animasi, khususnya
mereka yang merasa terlalu dewasa untuk menonton film yang seolah-olah
ditujukan hanya untuk anak-anak. Namun sebenarnya, kalau kita lihat dari
banyaknya film animasi layar lebar yang mengusung tema kekanak-kanakan atau
bahkan mengusung cerita tentang classic fairy tale, sebenarnya justru film
animasi lah yang banyak memberikan kesan moral dan terkadang bahkan mampu dapat
jauh lebih menyentuh sisi emosional para penonton dibandingkan dengan film lainnya.
Dan terkadang, sebagai orang yang sudah dewasa pun, kita membutuhkan
pesan-pesan serta hiburan yang terkandung didalam film-film animasi, karena
tidak dapat dipungkiri, jiwa kanak-kanak didalam setiap individu pada dasarnya
tidak pernah padam. Itulah sebabnya kenapa pria dewasa gemar dengan gadget atau
otomotif dan wanita dewasa gemar dengan tas, sepatu dan perhiasan. Karena pada
dasarnya barang-barang tersebut adalah “mainan”.
Tidak percaya bahwa anda yang sudah dewasa pun bisa
menikmati film-film animasi seperti layaknya ketika kita kecil atau seperti
anak/keponakan/sepupu/cucu anda dirumah? Mungkin inilah saatnya anda mulai
menyaksikan film-film animasi, dijamin anda akan terhibur, terharu dan teringat
akan hal-hal penting dalam hidup yang mungkin telah kita lupakan lantaran hidup
yang menjadi terlalu keras ketika kita beranjak dewasa. Untuk itu, VEI
menyarankan anda untuk menonton salah satu film animasi “A Monster in Paris” besutan
sutradara dan animator asal Perancis Bibo Bergeron yang juga pernah
menyutradarai A Road To Eldorado (2000) dan Shark’s Tale (2007) untuk
DreamWorks Animation Studio.
Film “A Monster in Paris” yang memiliki judul asli “Un
Monstre a Paris” ini sedikit berbeda dengan film-film animasi yang sering kita
lihat. Mungkin ini dikarenakan “A Monster in Paris” bukanlah lahiran salah satu
studio besar di Hollywood, melainkan merupakan bayi yang lahir dari sebuah
studio di Perancis sehingga membuat “A Monster in Paris” ini menjadi lebih
sederhana. Namun seperti kata pepatah, less is more, kesedarhanaan “A Monster
In Paris” tidak lantas membuat film ini jauh dari kesan mewah dan baik. Justru
kesederhanaannya lah yang membuat film ini lebih dapat menonjolkan sisi
keindahan dan romantisnya atmosfir kota Paris, deretan lagu yang mengalun dan
sangat ear catching serta pesan moral “don’t judge a book by its cover” yang
ingin disampaikan.
Berlatar belakang di Paris pada tahun 1910 dimana pada saat
itu kota Paris sedang menghadapi masalah banjir akibat meluapnya sungai Seine.
Dan ternyata bukan hanya masalah banjir saja yang dihadapi oleh warga Paris.
Ada ancaman monster yang mengintai, yang secara tidak sengaja diciptakan oleh
dua orang sahabat Emile (Jay Harrington) dan Raoul (Adam Goldberg) yang
mencampur dua cairan kimia berbahaya di dalam sebuah laboratorium penelitian
yang terbengkalai dan mengubah seekor kutu kecil menjadi raksasa dan
berkeliaran di kota Paris.
Tentu saja warga Paris kocar kacir melihat kutu berukuran
raksasa tersebut berkeliaran sekeliling kota dan kutu kecil tak berdosa yang
berubah menjadi raksasa karena kecelakaan di lab pun mendapat image buruk dari
warga Paris. Hal ini menyebabkan Kepala Kepolisian Paris Maynott (Danny Huston)
yang sedang berusaha menarik simpati masyarakat berusaha untuk menangkap
monster kutu tersebut.
Sementara si monster sendiri, walaupun penampilannya besar
dan menyeramkan justru sebenarnya sedih dan ketakutan dengan reaksi para warga
dan kepolisian. Ia sebenarnya hanyalah kutu kecil yang tak berdosa dan tidak
memiliki niat jahat terhadap siapapun. Seperti layaknya mahluk hidup lainnya,
yang ia inginkan adalah perhatian dan kasih sayang. Dan untung saja ia akhirnya
mendapatkan hal tersebut dari seorang penyanyi klub yang sukses, Lucille
(Vanessa Paradis). Lucille, tidak seperti kebanyakan orang lainnya, mampu
mengesampingkan bentuk fisik sang monster yang menyeramkan dan menyadari bahwa
sang kutu raksasa yang kemudian ia beri nama Francceur sebenarnya hanyalah
seekor kutu baik yang tidak bersalah dan hanya menginginkan kasih sayang.
Disinilah tema “don’t judge a book by its cover” yang diusung oleh film ini
terlihat sangat kental dan meyakinkan.
Walaupun cerita dan pesan yang dibawakan oleh film ini
sangat sederhana, namun sang sutradara dan penulis naskah, Bibo Bergeron dan
Stephane Kazandjian mampu mengolah dan mengeksplor kesederhanaan cerita ini
menjadi begitu menarik. Ditambah dengan jajaran pengisi suara yang patut
diacungi jempol karena penonton dapat benar-benar merasakan chemistry yang
tercipta diantara para karakter dan deretan lagu-lagu yang indah dan catchy
yang kemungkinan besar bisa dinominasikan untuk piala Oscar berikutnya serta
teknis animasi dan CGI yang benar-benar menggambarkan suasana romantis kota
Paris. “A Monster in Paris” adalah sebuah film yang wajib ditonton oleh seluruh
anggota Keluarga.
HOWLING (Film Bioskop Korea)
Haiii Korean Lovers…!! Karena banyaknya permintaan film Korea
dari para pecinta film, kali ini Video Ezy Indonesia menghadirkan film drama
aksi Korea berjudul Howling.
Film berdurasi 114 menit yang dibintangi oleh Lee Na Young
dan Song Kang Ho ini berhasil mencapai prestasi yang luar biasa pada saat ia di
release di Korea Selatan, yaitu berhasil menarik 1 juta penonton dalam waktu
singkat.
Howling bercerita tentang sepasang partner polisi yang
melakukan penyelidikan terhadap kasus pembunuhan. Film Howling ini sebenarnya
diangkat dari novel Jepang yang berhasill memenangkan penghargaan Naoki dengan
judul ‘Kogoeru Kiba’ (The
Hunter) yang dikarang oleh Asa Naomi dan terbit pada tahun 1996.
Cerita dimulai dengan ditemukannya mayat seorang pria dengan
bekas gigitan disekujur tubuhnya. Cha Eun Yeung (Lee Na Young), seorang polisi
wanita yang belum lama menjadi polisi sangat penasaran dengan kasus ini dan ia
pun memulai penyelidikannya. Namun sayang, partnernya, Sang Gil (Song Kang Ho),
seorang polisi senior menolak membantu Eun Yeung dalam penyelidikannya. Hal ini
dikarenakan Sang Gil sedang kecewa karena gagal mendapatkan promosi setelah
sekian lama mengabdi sebagai polisi. Ia hanya ingin mengerjakan kasus-kasus
yang menurutnya akan membuat ia mendapatkan kenaikan jabatan dan ia merasa
kasus yang sedang ditangani oleh partnernya Eun Yeung adalah kasus sepele dan
tidak akan memberikan dia promosi.
Namun ternyata kasus tersebut bukanlah kasus sepele
pembunuhan oleh binatang buas. Kasus ini melibatkan kejahatan anak dan balas
dendam. Setelah mengetahui hal ini, akhirnya Sang Gil pun setuju untuk membantu
Eun Yeung. Berdua mereka perlahan-lahan mulai menemukan bukti dan semakin dekat
menuju kebenaran.
Namun
ketika mereka hampir berhasil menguak kasus tersebut, muncul seorang pria
misterius yang membawa anjing serigala. Ia mengaku bahwa ia melawan kejahatan
dengan serigalanya tersebut. Setelah beberapa saat penyelidikan mereka
teralihkan, akhirnya mereka mengetahui bahwa pria misterius dengan serigala
tersebut adalah kunci utama dari kasus ini.
Oh
ya, nantikan juga ya film drama Korea berjudul “Baby & Me” segera di Video
Ezy Indonesia.
PROWL
Film New Release Video Ezy kali ini cocok banget untuk kamu para pecinta film horror, vampire dan zombie.
Prowl
bercerita tentang seorang wanita muda yang tinggal di daerah kota kecil
dan bercita-cita ingin pindah ke sebuah apartemen di kota besar di
Chicago, seperti layaknya anak muda di kotanya pada umumnya.
Ia pun membujuk teman-temannya untuk menemaninya pergi ke Chicago dalam rangka mencari apartemen untuk dirinya.
Awalnya
perjalanan mereka sangat menyenangkan. Hingga pada satu titik kendaraan
yang mereka kendarai mogok dan mereka berada di tempat terpencil dimana
tidak ada bengkel atau orang lain yang bisa mereka mintai tolong.
Ditengah-tengah keputus-asaanya, tiba-tiba sebuah truk melintasi jalur
dimana mereka mogok. Amber pun meminta tumpangan pada supir truk
tersebut dan mereka pun melanjutkan perjalanan didalam truk tersebut.
Namun
kejanggalan mulai terjadi. Mereka menyadari truk tersebut keluar dari
jalur yang seharusnya mereka tempuh untuk pergi ke Chicago dan ketika
mereka mulai khawatir, Amber dan teman-temannya menemukan bahwa
kardus-kardus yang diangkut tersebut berisikan darah. Mereka pun
berteriak kepada supir truk supaya dapat berhenti dan mereka bisa turun,
namun diacuhkan oleh supir truk tersebut.
Ketika
akhirnya truk tersebut berhenti, Amber dan teman-temannya harus
berhadapan dengan mahluk-mahluk yang tidak diketahui asal usulnya dan
mengincar darah segar mereka.
Sanggupkah Amber dan teman-temannya keluar dari lokasi antah berantah dan dari kejaran mahluk-mahluk yang menyerupai zombie dan vampir tersebut dengan selamat?
trailer film Prowl
Makin penasaran dengan filmnya setelah menonton trailernya? Buruan mampir ke gerai VEI terdekat dan sewa filmnya ! :)
Fertile Ground
Film
"Fertile Ground" ini menceritakan tentang sepasang suami istri, Nate
& Emily, yang saling mencintai dan memiliki kehidupan yang mapan dan
bahagia. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang apik di kota besar dan
Emily sedang mengandung anak pertama mereka. Dunia mereka tampak
sempurna.
Hingga
suatu hari tanpa diduga Emily mengalami keguguran kandungan dan dokter
memvonis bahwa ia tidak akan bisa mengandung lagi. Nate dan Emily sangat
kecewa dan mereka pun memutuskan untuk mengganti suasana dalam
kehidupan mereka. Dari apartemen yang indah di kota besar, mereka pindah
ke sebuah rumah tua berusia 150 tahun peninggalan kakek moyang Nate di
daerah pedesaan dengan alamnya yang masih natural dan indah, tidak
seperti di kota besar. Nate dan Emily merasa inilah tempat yang cocok
bagi mereka untuk membenahi hidup mereka setelah keguguran dan vonis
dari dokter.
Namun
setelah mereka menetap di rumah tua tersebut berbagai kejanggalan terus
terjadi. Emily menemukan berbagai bukti dan barang peninggalan kakek
moyang Nate yang menunjukkan bahwa kakek moyangnya adalah seorang
pembunuh maniak dan bahkan diduga membunuh nenek moyang Nate.
Emily
pun mulai melihat proyeksi astral dari kakek moyang Nate dan mulai
berpikir bahwa darah pembunuh kakek moyang Nate bisa saja menurun ke
suaminya.
Apakah
rumah itu masih dihuni oleh proyeksi astral kakek moyang Nate yang
marah karena kehadiran penghuni baru ataukah Emily mulai kehilangan akal
sehatnya semenjak depresi akibat keguguran dan vonis dokter?
Yang penasaran dengan filmnya, silahkan
klik disini untuk menyaksikan trailernya.
Makin penasaran dengan cerita dan endingnya? Nantikan film originalnya di gerai Video Ezy terdekat.
Broken Hearts
Pemain: Julie Estelle, Reza Rahardian, Darius Sinatrya, Meriam Bellina, Melly Goslow, Axel Andaviar.
Olivia yang diperankan oleh Julie Estelle merasa hidupnya hampa setelah kekasihnya, Jamie yang diperankan oleh Reza Rahadian menghilang setelah perkenalan yang romantis nan singkat itu tidak meragukan mereka untuk memutuskan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Bagi Olivia, Jamie adalah cinta pertama dan terakhirnya. Olivia pun menghabiskan waktu mencari informasi tentang Jamie ketika Jamie menghilang.
Ternyata Jamie mengidap penyakit anoreksia nervosa yang membuat kondisi tubuhnya menurun secara drastis. Namun Jamie tetap mempertahankan hubungannya dengan Olivia, dan dalam waktu 3 bulan Jamie merasa tubuhnya makin memburuk lalu ia menghilang tanpa kabar. Kehilangan Jamie membuat Olivia merasa dikhianati dn ditinggalkan. Ternyata sebenarnya Jamie pun menyusun rencana untuk tetap membahagiakan Olivia
Baca selanjutnya disini
The Son of No One
CAST & CREW
Sutradara : Dito Montiel
Produser : Dito Montiel, Holly Wiersma, John Thompson, Avi Lerner
Penulis Naskah : Dito Montiel
Pemain :
Film yang mengangkat kisah persahabatan antara Jonathan White (Channing Tatum) dan Vinnie (Tracy
Morgan) yang harus menghadapi konsekwens dari kasus pembunuhan yang melibatkan mereka dan berhasil kabur 16 tahun sebelumnya. Kini Jonathan alias Milk sudah sukses sebagai polisi dan menjalani kehidupannya yang bahagia bersama istri (Katie Holmes) dan seorang anaknya. Sementara itu, Vinnie justru memiliki kehidupan yang berkebalikan dengan Konathan. Ketika Jonathan ditugaskan ke tempat tinggalnya waktu kecil, masa kelamnya terancam terkuak dan bisa membuat nya kehilangan karir serta kehidupannya yang bahagia bersama keluarganya
The Husk
Ringkasan Cerita FILM HUSK (2011) :
Scott, Chris, Johnny, Brian and his girlfriend Natalie are traveling together to spend a couple of days together nearby a lake. In a remote road in the limits of a cornfield, Scott hits a crow with his truck and their car breaks down. Johnny crosses the cornfield to seek help in an old farmhouse and vanishes. Brian and Chris cross the cornfield together heading to the house. Meanwhile, Natalie is dragged by something and Scott unsuccessfully tries to help her. Soon, the three friends find that they are stranded and a supernatural force is holding them in the farmhouse
The Hunger Games (Hanya tersedia di store2 tertentu)
Film yang diadaptasi dari novel karya Suzanne Collinse ini menceritakan tentang reality show yang harus diikuti oleh anak laki-laki dan perempuan berusia 12 hingga 18 tahun.
Prinsip dari permainan ini adalah membunuh atau dibunuh. Saat pemilihan wakil The Hungger Games ke-74 yang diadakan saat itu, adik Katniss, Primrose Everdeen yang diperankan oleh Willow Shields terpilih menjadi wakilnya. Katnis Everdeen sebagai kakaknya tidak ingin adiknya mati, ia sangat menyayangi adiknya itu. Lalu Katnis menjadi sukarelawan untuk menggantikan adiknya menjadi wakil reality show itu
Anak laki-laki yang terpilih saat itu mewakili Distrik 12 adalah Peeta Mellark (Josh Hutcherson), seorang anak tukang roti yang dulu pernah melemparkan roti kepada Katniss ketika ia sekarat.
Film ini tidak hanya menampilkan aksi yang menegangkan tapi juga ada menceritakan kisah cinta segitiga antara Katniss, Peeta dan Gale Hawthorne (Liam Hemswroth), sahabat Katniss.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar